HARIANMERDEKA.ID,Jakarta-Akibat badai Covid-19 sebanyak 375.000
pekerja formal terdampak pemutusan
hubungan kerja (PHK). Sedangkan, pekerja informal ada sekitar 315.000 orang
yang kini harus menjadi pengangguran
Menurut Menko Perekonomian,Airlangga
Hartarto,bahwa
mereka yang terkena PHK akan menjadi prioritas paling utama di dalam penerimaan
program Kartu Prakerja.
“Mereka
yang di-PHK akan dimasukkan ke program Kartu Prakerja secara bertahap dan
bergelombang dalam waktu 4-5 minggu ke depan. Termasuk bagi para Pekerja Migran
Indonesia (PMI), baik yang dipulangkan maupun yang gagal diberangkatkan,”
terang Airlangga di Jakarta, Kamis (30/04).
Hingga
saat ini, sebanyak 9 juta orang yang tercatat dan telah berhasil lolos
verifikasi pada gelombang pertama, sedangkan untuk gelombang kedua ada 456.000
orang dalam program kartu prakerja.
Lanjut
Airlangga, keseluruhan pendaftar kebanyakan berasal Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Sulawesi Selatan.
Sementara, Direktur Eksekutif
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan,
bahwa kelas belajar Bahasa Inggris menjadi pilihan paling digemari oleh para
peserta Kartu Prakerja.
“Pelatihan
yang paling digemari itu Bahasa Inggris, yang terdiri dari paket grammar dan
TOEFL. Ini yang paling diminati,” tandasnya.
Denni
juga mengatakan, bahwa jumlah mitra penyedia layanan pelatihan di program kartu
prakerja masih akan terus bertambah.
“Pemerintah
masih membuka kesempatan bagi lembaga pelatihan milik pemerintah atau swasta
yang ingin bergabung menjadi mitra pelatihan pada gelombang berikutnya,” tukas
Denni.
0 Komentar