HARIANMERDEKA.ID,Jakarta- Ditengah pandemik Corona,
seharusnya pemerintah Presiden Joko Widodo lebih fokus menjaga konsumsi
masyarakat dan maraknya PHK yang dilakukan oleh dunia industri saat ini. Menurut anggota
Komisi IX DPR RI Fraksi PPP, H Anas Thahir mengatakan bahwa berdasarkan
struktur perekonomian Indonesia, kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
ekonomi adalah konsumsi domestik. Sepanjang 2019, BPS mencatat konsumsi rumah
tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi.
"Di tengah
maraknya PHK, pemerintah semestinya fokus menjaga konsumsi masyarakat. Sebab,
berdasarkan struktur perekonomian Indonesia, kontribusi terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi domestik. Sepanjang 2019, BPS mencatat
konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yaitu mencapai 2,73
persen," jelas
Anas Thahir,
Sabtu (18/04).
Lanjut dia, Berkaca dari data,
salah satu cara menjaga agar konsumsi rumah tangga tak goyah adalah dengan
memberikan bantuan-bantuan tunai. Artinya, pemerintah seharusnya bukan
memberikan bantuan yang sifatnya pelatihan seperti kartu Prakerja,"
imbuhnya.
“Anggaran pelatihan
online kurang bermanfaat untuk penerima bantuan, bahkan dinilai sebagai proyek
yang hanya menguntungkan penyedia jasa pelatihan. Berbeda jika kartu prakerja
ini dialihkan untuk bantuan tunai bagi pekerja terdampak PHK atau masyarakat
terdampak Covid-19, akan ada multiplier effect bagi perekonomian”Imbuh Anas.
Kalaupun tetap
diperlukan adanya pelatihan online, pihaknya minta jumlahnya dikurangi dan
harus sesuai dengan tetap sasaran. Yaitu diperuntukkan bagi mereka yang memang
baru mau memasuki dunia kerja.
Kemudian penunjukkan
penyelenggara pelatihan online pun harus sesuai dengan prosedur yang berlaku
dan ditangani oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Sehingga tidak muncul temuan
adanya penyalahgunaan prosedur di kemudian hari.
"Kami minta
pemerintah untuk memastikan bahwa anggaran Rp 20 triliun dari kartu Prakerja
benar-benar efektif tersalurkan dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat
ini. Jangan hanya menjadi proyek kurang berguna dan terksesan
menghambur-hamburkan dana," demikian Anas Thahir. (Ans)
0 Komentar