![]() |
Foto:Amien Rais |
HARIANMERDEKA.ID|'Gagal
Maning' rupanya telah menjadi nama tengah abadi seorang Amien Rais. Kegagalan
demi kegagalan begitu akrab dari perjalanan manusia sepuh berumur 76 tahun ini.
Digadang-gadang fansnya menjadi tokoh reformasi, tapi ternyata ditolak oleh
para pelaku sebenarnya dari gerakan reformasi 1998. Kemudian berambisi menjadi
Presiden di negeri ini, tapi tidak pernah berhasil sampai ujung hayatnya. Lalu
berusaha menjegal Jokowi dua kali dalam Pilpres, juga gagal maning - gagal
maning.
Hal
yang paling menyakitkan dan sangat ironis, bahkan untuk mempertahankan partai
yang didirikan dengan susah payah pun gagal total. Amien Rais telah tercerabut
dari Partai Amanat Nasional (PAN). Dan lebih tragis lagi, yang menumbangkan
dominasi Mbah Amien di PAN tak lain tak bukan sang besan Zulkifli Hasan. Ini
mungkin pukulan telak yang paling menyakitkan sekaligus memalukan yang diterima
Amien Rais. Entah apa yang akan terjadi dengan perkawinan anak mereka akibat
perseteruan politik kedua orangtuanya.
Berita
terbaru, Amien Rais bersama Din Syamsudin dan Sri Edi Swasono pun gagal
menggugat Perppu tentang Corona di Mahkamah Konstitusi (MK). Hakim MK
menganggap para kelompok tua tersisih ini sudah kehilangan objek gugatannya
karena Perppu tersebut sudah disahkan jadi Undang-Undang. Artinya di sini jelas
gerakan orang tua yang tidak mawas diri ini sama sekali tidak dianggap dan
tidak mendapat perhatian dari Parlemen.
Kini
dengan laskar sakit hati yang tersisa, Amien Rais ingin mendirikan partai baru
sebagai tandingan dari PAN. Entah apa namanya, mungkin PAN Baru yang
kepanjangan dari Partai Amien Ngamuk, Partai Amien Ngambek atau Partai Amien
Norak. Dari sikapnya yang tidak legowo menerima kekalahan ini menunjukkan
dengan terang benderang Amien Rais bukan seorang yang berjiwa demokratis. Sejatinya
dia hanyalah seorang otoriter dan maniak kekuasaan tulen.
Tapi
mengingat usianya yang sudah mendekati akhir perjalanan dan ditambah
popularitasnya di akar rumput sudah relatif habis, upaya pendirian partai baru
yang digagas Amien Rais saya prediksi akan sia-sia belaka. Ibarat menegakkan
benang basah, keberadaan partai baru tersebut tidak akan mendapat respons
positif dari publik. Rekam jejak kegagalan yang selalu berulang akan menjadi
catatan kelam dari masyarakat tentang sosok Amien Rais.
Hukum
tabur tuai sedang terjadi. Inilah karma setimpal dan pantas yang harus diterima
oleh Amien Rais, setelah menjatuhkan kredibilitas Habibie dan Gus Dur sehingga
tersingkir dari kursi kepresidenan di negeri ini. Dan ini juga harga yang harus
dibayar Amien Rais karena berulang kali memfitnah dan menghina Presiden Jokowi
selama ini.
Sebuah
epilog tragis bagi seorang petualang politik yang akhirnya harus menjadi
gelandangan politik seperti yang sudah diprediksi oleh Gus Dur bertahun- tahun
lalu.
Penulis :Rudi S Kamri
0 Komentar