Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf |
HARIANMERDEKA. ID, Jakarta-Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menanggapi persoalan terkait sejumlah pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) yang dipanggil ketua Umum Yahya Cholil Staquf atas dugaan terlibatannya dalam politik praktis, termasuk kedekatannya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) .
Fernando mengatakan, langkah Gus Yahya patut diapresiasi.
Dia mengatakan, Muhaimin Iskandar selaku Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memang seharusnya menghargai sikap dari PBNU yang sudah melepaskan diri dari kepentingan politik.
"Hal ini menunjukkan bahwa Ketum PBNU Gus Yahya konsisten menjalankan janjinya ketika Muktamar NU ke-34 di Lampung," kata Fernando dikutip harianmerdeka dari GenPi, Rabu (26/1).
Fernando menyarankan agar Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengurungkan niatnya untuk ikut dalam bursa capres atau cawapres pada 2024 ,hal tersebut lantaran Nahdlatul Ulama tidak mau dimanfaatkan oleh Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB.
Pengamat ini mengatakan, PBNU harus selalu tegas dalam menjalankan komitmen NU untuk melepaskan diri dari kepentingan politik pihak tertentu, termasuk PKB.
"Memang seharusnya NU jangan dikerdilkan menjadi hanya milik partai tertentu, seperti PKB," katanya.
Fernando menyebut, NU harusnya milik semua partai politik.
Dirinya mendukung PBNU harus tegas terhadap pengurus NU daerah yang dimanfaatkan oleh kepentingan kelompok politik tertentu, termasuk oleh PKB.
Sebelumnya, PCNU Kabupaten Bondowoso dipanggil PBNU Pusat usai menyebut "Bukan PKB yang peralat NU, tetapi NU yang peralat PKB".
Pemanggilan PCNU Bondowoso menambah daftar panjang pemanggilan NU daerah yang diduga terlibat politik praktis.***
Sebelumnya, PBNU juga memanggil ketua PCNU Banyuwangi dan PCNU Bondowoso.
Pemanggilan ini merupakan bentuk tabayun
0 Komentar