Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
HARIANMERDEKA.ID,Jakarta- Menurut pengamat politik Citra Institute, Efriza, menilai Impian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dimajukan sebagai calon presiden (capres) oleh PDI Perjuangan pada 2024, dinilai bertolak belakang dengan kenyataan ekonomi masyarakat di daerah yang dipimpinnya.
Pasalnya, selama dua periode, kata dia, Ganjar Pranowo tak memberikan kesejahteraan yang maksimal kepada masyarakat Jawa Tengah.
"Ganjar pun masih banyak permasalahan di Jawa Tengah. Di sisa masa jabatannya, angka kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah masih tinggi yakni sebesar 1,97 persen, berdasarkan data BPS Jawa Tengah," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (23/01).
Efriza mencatat, sudah ada 9 tahun Ganjar Pranowo memimpin Jawa Tengah, atau sejak 2013 silam, ekonomi warga di Jawa Tengah masih belum diperbaiki secara signifikan.
"Artinya secara individu, Ganjar tidak dalam posisi kandidat (capres bagi PDIP) yang amat berhasil dan berkualitas," tuturnya.
Maka dari itu, dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo ini melihat ada ketidaksesuaian antara hasil survei yang menempatkan Ganjar di urutan atas dengan hasil kerjanya sebagai Gubernur Jawa Tengah.
"Ganjar layak diusung ketimbang Puan Maharani, dari segi elektabilitas. Tetapi dengan klaim ia telah berhasil menuntaskan angka kemiskinan, hal ini masih bisa diperdebatkan," demikian Efriza.
0 Komentar