 |
| Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir Dalam Business Gathering Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) yang diadakan di SM Tower, Yogyakarta, Jumat (27/09) |
HARIANMERDEKA.ID, Yogyakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan pentingnya perubahan pola pikir untuk memperkuat pilar ekonomi Muhammadiyah. Dalam Business Gathering Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) yang diadakan di SM Tower, Yogyakarta, Jumat (27/09) dikutip dari Muhammadiyah.or.id.
Haedar mengkritik pandangan sebagian masyarakat Muslim yang masih menganggap bisnis sebagai sesuatu yang "kotor" dan perlu dihindari.
“Semua bentuk bisnis adalah halal, kecuali yang secara jelas diharamkan, dan mencari laba adalah hal wajar asalkan tidak melibatkan riba,” tegas Haedar.
Haedar memperkenalkan konsep kapitalisme religius sebagai pendekatan yang berbeda dari kapitalisme konvensional. Dalam model ini, keuntungan yang dicari tidak boleh berlebihan dan harus mengikuti prinsip etika bisnis yang mengedepankan kejujuran, kedisiplinan, efisiensi, dan keadilan.
“Tujuan BUMM tetap mencari untung, tetapi harus dilakukan dengan etika bisnis yang baik, tidak serakah, dan tidak eksploitatif,” lanjutnya.
Selain itu, Haedar menekankan perlunya fleksibilitas birokrasi dalam pengelolaan bisnis Muhammadiyah agar tidak terjebak dalam aturan yang justru menghambat pertumbuhan. Ia juga menyerukan pentingnya kolaborasi antar Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), dengan unit-unit besar diharapkan membantu menguatkan unit yang lebih kecil.
“Sinergi antar AUM adalah kunci. AUM besar harus membantu yang kecil, sementara unit kecil harus terus mengembangkan potensi internalnya,” ujar Haedar.
Dengan pembenahan mentalitas, birokrasi yang lebih fleksibel, dan sinergi yang kuat, Muhammadiyah siap memperkuat sektor ekonominya sebagai pilar penting dalam organisasi, sembari tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam setiap langkah bisnisnya.(***)
0 Komentar