Prediksi 20 tahun Indonesia tanpa perang dan Operasi Seroja


HARIAN MERDEKA.ID|Pada debat capres putaran ke 4 capres 02 mengatakan bahwa ketika beliau lulus dr Akmil rhn 1975 jenderal TNI yg memberikan pengarahan kepadanya mengatakan bahwa 20 tahun mendatang tak akan ada perang. Namun kemudian sebagai letda TNI beliau harus berangkat ke Timor Timur utk melakukan operasi menumpas perlawanan Fretillin di tanah Timor Leste.

Bicara tentang timor leste, yg kemudian dikuasai oleh Republik Indonesia sebagai provinsi ke 31, berneda dengan pertempuran menumpas pemberontakan-pemberontakan milisi bersenjata yg mengganggu kedaulatan Republik ini pada masa pra 1965. Perbedaan itu terkait posisi hukum timor leste yang bukan merupakan wilayah okupasi hindia belanda. Timor leste adalah koloni Portugis yang sesungguhnya bukan merupakan bagian dari indonesia merdeka. Dengan demikian sesungguhnya Indonesia melakukan invasi terhadap wilayah yg tdk menjadi hak republik ini. Latar belakang pengambilan wilayah itu krn Amerika Serikat yg sedang menjalani perang dingin dengan USSR tdk ingin komunisme rumbuh kuat di wilayah timor dan dikhawatirkan kembali masuk ke wilayah RI bahkan Australia. Eksesnya Indonesia yg berbatasan langsung dengan timor leste harus mengambil wilayah tersebut. Dengan demikian perang di Timor Timur (timor leste) sesungguhnya memang perang yg diciptakan sebagai ekses invasi utk mengendalikan berkembangnya komunisme yg membiat alergi negara kapitalis amerika dan sekutunya, bukan karena serangan pihak luar.

Kondisi di atas sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Perang organik sangat kecil kemungkinannya dalam situasi perdamaian dunia. Perang yg saat ini kita rasakan adl proxy war, tujuannya jelas, merubah mind set terhadap kebangsaan dan muaranya adl merusak generasi muda negara-negara yg kaya sumberdaya untuk dikuasai tidak dengan invasi fisik tamun invasi ekonomi berupa penguasaan sumberdaya alam dan menghisapnya sampai habis tanpa warga negara menyadari atas kebodohan yg dibuatnya. Dengan demikian benar apa yang dijadikan masukan sesmilpres kepada presiden petahana, jokowi yg bernomer 01. Namun demikian hal ini tdk membuat kita lengah. Alutsista TNI terus diperbaiki dan dimodernisasi, kesiapan menghadapi perang pun harua terua diupgrade di setiap personal TNI dengan kegitan yg bernama LATIHAN. Kepiawaian TNI sdh teruji dengan tampilnya prajurit unggulan Indonesia di kompetisi internasional. TNI yg pada masa ORBA menjadi alat kekuasaan Soeharto kini telah dikembalikan pada posisinya yg benar, tentara profesional sebagaimana pendahulu dan cikal bakal mereka yg menggunakan prinsip, "one bullet, one target, one enemy life." Simple but not simple to be done. Demikian kata alm. Munadjat Josodipuro ketika berkisah ttg perjuangannya sejak BKR-TNI.
Apabila ada seorang mantan jenderal mengatakan bahwa TNI kita lemah maka pertanyaan besar yg ada dalam benak kita adalah, siapa yg paling bertanggung jawab dalam perlemahan TNI. Penghapusan kowilhan, penyederhanaan Komando Daerah militer dan penggrounded-an alutsista eks USSR pada masa transisi Bung Karno - Pak Harto menurut pandangan tentara tua bernama munadjat yg kini jasadnya dimakamkan di TMP itu adl awal melucuti senjata kita sendiri. Pasca itu kita membeli alat perang dari Amerika Serikat dan sekutunya dengan teknologi yg tertinggal. Sementara TNI ketika itu lebih asik mengurus politik dalam negeri lebih dari 10 tahun lamanya (akhirnya 32 tahun). Maka siapa kah yg memperlemah TNI sesungguhnya? Kemudian pada posisi berapa Indonesia mempunyai kekuatan tempur di dunia? Tanpa kekuatan personil dan alutsiata yg memadai maka kecil kemungkinan kita menjadi anggota tdk tetap DKPBB krn pemilihan anggota Dewan Keamanan butuh dukungan personal TNI dan persenjataan yg cukup. Dengan demikian sebagai anak TNI saya tdk yakin bahwa kita punya TNI sangat lemah. Semoga tulisan ini bisa mengundang pikiran kritis kita semua atas debat capres tadi malam.

In memoriam of my father
Munadjat Josodipuro
Bambang Rahardjo Munadjat
Wakil Ketua PD XI FKPPi Jateng
Ketua DPD Forum Relawan Demokrasi Jateng
Bendahara DPP KBM Jateng

0 Komentar

Posting Komentar
HarianMerdeka Network mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.Kirim lewat WA Center: 085951756703
DMCA.com Protection Status