HARIANMERDEKA.ID,Jakarta-Masih maraknya hoaks yang beredar di
masyarakat juga menjadi perhatian khusus Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy
Pramono. Efek yang merobek-robek Bhineka Tunggal Ika menjadi salah satu
faktornya.
"Memang
saat ini adalah era post-truth. Tapi berbagai pengalaman atas efek buruk dari
hoaks, disinformasi, dan sejenisnya itu, sudah sepatutnya menjadikan kita semua
mawas diri. Ada Bhineka Tunggal Ika yang harus kita jaga," kata Wakapolri
usai mengunjungi Masjid Jami' Istiqomah di Jakarta Barat, Jumat (28/02).
Wakapolri
melanjutkan, merupakan satu kepastian bagi masyarakat untuk melakukan cek dan
ricek.
"Apabila
mendapatkan suatu berita ataupun kabar, ditelitilah terlebih dahulu
kebenarannya agar kita tidak menimpakan kerugian pada diri sendiri ataupun
orang lain," lanjut Wakapolri.
Berdasarkan
data yang ada, dampak hoaks dan disinformasi berdampak buruk bagi masyarakat.
Dimulai dari yang terkecil, bisa menyebabkan generasi muda jadi kontraproduktif
karena waktunya tersita karena saking terlalu sering melihat berita
di media sosial. Padahal keberadaan berita itu belum tentu benar dan bisa
dipertanggungjawabkan. Juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat
terhadap suatu fakta. Selain itu, dampak yang paling mengancam adalah dapat
memicu perpecahan.
"Perpecahan
sangat merusak, salah satunya warisan dari para pendiri bangsa, Bhineka Tunggal
Ika. Kapolri sendiri juga sudah tegas menyatakan melalui 7 Program Prioritas
yang salah satu isinya adalah Pemantapan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan
dan Ketertiban Masyarakat-red). Untuk itu, saya menghimbau masyarakat agar
senantiasa menghindarkan diri melakukan perbuatan maksiat, perbuatan tercela
dan perbuatan pidana. Segera putus rantai hoaks dan disinformasi itu,"
pungkas Wakapolri.(Ed)
0 Komentar