 |
| Situasi Kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) |
HARIANMERDEKA.ID, Purwokerto- Memiliki latar belakang dan kesamaan sejarah gerakan Muhammadiyah. Rapat Kerja Nasional Kolaborasi Ekosistem Pemberdayaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 2022-2027 berlangsung di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)
Rektor UMP Assoc Prof Dr Jebul Suroso mengatakan dalam Rapat Kerja Nasional Majelis Pemberdayaan Masyarakat nanti, selain sidang komisi bidang garap dan pleno juga ada dialog arah kebijakan program MPM PP Muhammadiyah dan penandatanganan berita acara rakernas MPM.
“Kegiatan Rapat Kerja Nasional Kolaborasi Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat MPM PP Muhammadiyah Insya Allah akan dilaksanakan dua tahap yakni Pra Rakernas Blended luring untuk MPM Wilayah, dan Rakernas Luring,” katanya dikutip HarianMerdeka, Senin (24/07).
Kegiatan Rakernas tersebut berlangsung selama dua hari 28-30 Juli 2023 dengan mengusung tema "kolaborasi ekosistem pemberdayaan masyarakat" di Kampus Pusat Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) diikuti 300 peserta. utusan MPM Wilayah seluruh Indonesia dan utusan majelis lembaga tingkat pusat dan beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah.
Sementara itu, Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr. M. Nurul Yamin, M.Si. mengatakan Rakernas MPM ini merupakan konsolidasi nasional untuk mewujudkan Visi Pengembangan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) 2022-2027.
Lebih lanjut, Kata Nurul Yamin, hal ini dilakukan guna untuk mewujudkan ekosistem pemberdayaan masyarakat yang berkemajuan untuk mewujudkan kesejahteraan buruh, tani, nelayan, dan kelompok dhu'afa mustadh'afin sebagai perwujudan Islam rahmatan lil alamin.
Dijelaskan, dalam kegiatan rakernas tersebut nantinya akan dibuka oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Untuk mengisi diskusi panel , kita menghadirkan sejumlah tokoh nasional seperti Dr. Anwar Abbas,MM, Prof. Dr. Imam B Prasojo, MA,P.hD, Prof. Dr. Ali Agus, DEA, DAA " ungkapnya.
Lanjut dia, " Rakernas MPM akan ditutup oleh Menteri Kordinator Pembangunan Manusia Prof. Dr. Muhadjir Effendi,” pungkasnya (***)
0 Komentar