Jalan Waru–Kutabima Rusak Parah Bertahun-Tahun, Warga Brebes Protes: “Ini Jalan Kabupaten atau Kubangan?

jalan penghubung antar kabupaten antara Desa Waru, Kecamatan Bantarkawung (Brebes) menuju Desa Kutabima, Kecamatan Cimanggu (Cilacap) semakin memprihatinkan Rabu (10/12)



HARIANMERDEKA.ID, Brebes — Kekecewaan warga kembali memuncak. Ruas jalan penghubung antar kabupaten antara Desa Waru, Kecamatan Bantarkawung (Brebes) menuju Desa Kutabima, Kecamatan Cimanggu (Cilacap) semakin memprihatinkan. Hingga kini, akses vital sepanjang kurang lebih 1 kilometer itu belum tersentuh pembangunan sama sekali. Rabu,(10/12) dikutip dari HarianBumiayu.com

Jalur yang menghubungkan aktivitas ekonomi dan mobilitas harian dua kabupaten ini justru dibiarkan dalam kondisi rusak berat. Pantauan warga menunjukkan bahwa jalan masih berupa tanah merah bercampur batu, tanpa perkerasan dan tanpa aspal. Setiap musim hujan, lintasan berubah menjadi jalur berlumpur dan licin, memicu kendaraan tergelincir dan memperbesar risiko kecelakaan.

Fajar (36), pengguna jalan asal Bantarkawung yang rutin melintas menuju Cimanggu, mengaku heran dengan mandeknya pembangunan yang menjadi kebutuhan masyarakat luas.

“Ini sebenarnya jalan kabupaten atau jalan desa? Kok dibiarkan rusak parah bertahun-tahun. Saya hampir tiap pekan lewat sini, tapi kondisinya begitu-begitu saja, tidak ada perbaikan sama sekali,” ujarnya dengan nada kecewa.



Keluhan serupa disampaikan Carsam (45), warga Cibentang. Ia menegaskan bahwa jalur Waru merupakan rute terdekat menuju Cimanggu, tetapi kerusakan parah memaksa warga memutar jauh untuk bisa beraktivitas dengan aman.

“Kalau lewat Waru itu harusnya paling dekat. Tapi dari Karanganyar ke Kutabima itu rusaknya ekstrem. Saat hujan, tanah liatnya bikin kendaraan gampang selip. Dari dulu tidak pernah diaspal,” sorotnya.

Kepala Desa Waru, Hendra Susilo, S.Kom., menegaskan bahwa pihaknya sudah berulang kali melakukan upaya formal. Mulai dari musrenbang tingkat kecamatan hingga pengajuan surat resmi kepada Pemkab Brebes, namun semuanya berakhir tanpa hasil.

“Kami sudah berkali-kali mengajukan pembangunan jalan kabupaten dari Dukuh Karanganyar sampai perbatasan Kutabima. Semua prosedur sudah kami lakukan, tapi belum ada tanda-tanda tindak lanjut dari pemerintah kabupaten,” terangnya.

Hendra menambahkan, perbedaan kondisi antara wilayah Brebes dan Cilacap terlihat sangat mencolok. Saat memasuki wilayah Kutabima, jalan mulus langsung menyambut. Namun, ketika kembali ke wilayah Brebes, kerusakan kembali terpampang jelas.

“Masuk Kutabima jalannya bagus. Tapi bagian Brebes rusak parah, seperti tidak tersentuh pembangunan. Ini sangat disayangkan,” tegasnya.

Padahal, ruas Waru–Kutabima bukan sekadar jalur alternatif. Bagi masyarakat setempat, jalan ini menjadi urat nadi yang menggerakkan aktivitas perdagangan, pendidikan, kesehatan, hingga logistik hasil bumi di dua kabupaten.

Kondisi yang dibiarkan begitu lama ini dinilai dapat menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat, memperlambat mobilitas antar wilayah, hingga meningkatkan risiko kecelakaan setiap musim hujan.

Warga bersama Pemerintah Desa Waru kini mendesak Pemkab Brebes untuk turun tangan. Mereka berharap ada peninjauan lapangan dalam waktu dekat dan langkah nyata untuk memperbaiki jalur yang sangat dibutuhkan ribuan pengguna jalan tersebut.

“Ini bukan sekadar keluhan. Ini soal keselamatan dan kebutuhan dasar warga,” tegas salah satu tokoh masyarakat.(***).