Jatam Soroti Konsesi Tambang dan HTI yang Diduga Picu Banjir di Aceh

 



Peta sebaran konsesi tambang minerba di Aceh Sumber (Jatam)



HARIANMERDEKA.ID, Jakarta – Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional merilis peta sebaran perusahaan yang diduga memicu banjir bandang dan tanah longsor di Aceh. Dalam peta tersebut, kawasan paling terdampak ditandai garis ungu, meliputi Pidie Jaya, Aceh Tengah, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Gayo Lues hingga Aceh Singkil.


Jatam mencatat sedikitnya 30 izin tambang mineral dan batu bara (minerba) dengan luas konsesi lebih dari 132 ribu hektare. Banyak di antaranya berada dekat—bahkan bersinggungan—dengan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Salah satu yang menonjol adalah konsesi emas PT Linge Mineral Resources seluas 36.000 ha.


Selain tambang, Jatam menyoroti keberadaan Hutan Tanaman Industri (HTI), Hak Pengusahaan Hutan (HPH), dan perkebunan sawit skala besar yang berdampingan dengan hulu sungai.


Perhatian paling besar tertuju pada konsesi HTI PT Tusam Hutani Lestari (THL) yang menguasai sekitar 97.000 ha di Bireuen, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Utara.

Juru Kampanye Jatam, Alfarhat Kasman, menyebut konsesi PT THL diduga kuat terkait Presiden Prabowo Subianto. “Iya betul, ada riset kita saat Pilpres 2024 lalu,” kata Farhat, Jumat (05/12) dikutip dari Inilah.com.


Posisi Direktur Utama PT THL diketahui dijabat Eddy Prabowo, eks Menteri Kelautan dan Perikanan yang dikenal dekat dengan Prabowo.


Selain THL, sejumlah perusahaan HTI lainnya berada di hulu sungai, seperti PT Aceh Nusa Indrapuri (106 ribu ha), PT Rimba Timur Sentosa (6.250 ha), PT Rimba Penyangga Utama (6.150 ha), dan PT Rimba Wawasan Permai (6.120 ha). Untuk konsesi HPH, terdapat PT Aceh Inti Timber (80.804 ha) dan PT Lamuri Timber (44.400 ha).


Jatam juga menyinggung kunjungan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni pada 19 Juni 2025 ke Bener Meriah dan Aceh Tengah untuk mengecek progres konservasi gajah Sumatra di lahan yang disumbangkan Presiden Prabowo seluas 20 ribu ha. Lahan tersebut rencananya dikelola oleh World Wide Fund for Nature (WWF).