Air Keruh Hambat Pemulihan Pasca Banjir Sumbar, Relawan Terpaksa Andalkan Air Hujan

 

Penanggulangan Bencana PDI Perjuangan Sumbar tengah menyalurkan air bersih di Kota Padang (Foto: PDI-P)


HARIANMERDEKA.ID, Padang– Upaya pembersihan lumpur pascabanjir bandang di Sumatra Barat kembali terhambat. Krisis air bersih membuat relawan dan warga kesulitan membersihkan rumah, peralatan, hingga fasilitas umum yang tertimbun lumpur. Air sungai yang biasanya menjadi andalan tidak bisa digunakan karena masih sangat keruh akibat hujan deras di kawasan Bukit Barisan.


Aliran sungai dari hulu membawa lumpur pekat dan potongan kayu, menghasilkan air berbau tanah yang memicu trauma bagi warga dan relawan yang baru saja kembali dari evakuasi banjir bandang.


“Air sungai tersedia, tapi sangat keruh,” ujar Gery Fernando, dalam keterangan yang dikutip Rabu (10/12). Ia menjelaskan bahwa masyarakat saat ini terpaksa mengandalkan air hujan serta pasokan lembaga kemanusiaan.


Gery yang mengoordinasikan Tim Penanggulangan Bencana PDI Perjuangan Sumbar menegaskan bahwa timnya terus melakukan gotong royong membantu warga di berbagai titik terdampak.


Situasi serupa juga dialami Ketua PDI Perjuangan Sumbar, Alex Indra Lukman, saat memimpin operasi bantuan di Bayang Utara—salah satu wilayah paling parah di Kabupaten Pesisir Selatan. Minimnya air bersih memperlambat pembersihan rumah warga dan fasilitas publik.


Alex menurunkan 25 personel tenaga medis dan nonmedis untuk membantu penanganan darurat.


“Tim memberi layanan medis dan bantuan logistik,” kata Koordinator Tim, Farid Anshar Alghifari.


Krisis air bersih ini menambah beban pemulihan bencana, sekaligus menunjukkan bahwa infrastruktur air dan mitigasi bencana di Sumbar masih jauh dari kata siap ketika bencana besar kembali melanda.