![]() |
HARIANMERDEKA.ID — Jakarta. Gelombang bencana yang melanda Sumatra dan Aceh mendorong pengamat pertahanan sekaligus pakar kebijakan publik, Prof. Connie Rahakundini Bakrie, menyampaikan surat terbuka kepada Kepala OCHA (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selasa (02/12).
Melalui surat tersebut, ia meminta PBB segera mengaktifkan mekanisme bantuan internasional tanpa menunggu penetapan status bencana nasional dari pemerintah Indonesia.
Menurut Prof. Connie, besarnya dampak kerusakan dan luasnya wilayah terdampak menuntut respons global yang lebih cepat. Ia menilai belum adanya deklarasi bencana nasional berpotensi memperlambat masuknya bantuan kemanusiaan internasional, sementara situasi di sejumlah daerah masih kritis.
Dalam suratnya kepada OCHA PBB, Prof. Connie menyampaikan empat poin mendesak:
1. Mengaktifkan koordinasi kemanusiaan internasional tanpa menunggu keputusan formal pemerintah, sesuai prinsip darurat kemanusiaan.
2. Mengirimkan asesmen cepat dan tim penyelamat ke wilayah yang masih terisolasi.
3. Memobilisasi dukungan logistik internasional, mulai dari tenaga medis, obat-obatan, hingga tenda darurat.
4. Melakukan asesmen risiko lingkungan dan struktural guna mencegah terjadinya bencana susulan.
Prof. Connie menegaskan bahwa langkah ini bukan bentuk keberatan terhadap otoritas pemerintah, melainkan upaya menempatkan keselamatan warga sebagai prioritas utama. Ia mengingatkan bahwa di berbagai bencana internasional, bantuan global tetap bergerak meski belum ada deklarasi bencana nasional dari negara terdampak.
Untuk memastikan pesannya tersampaikan secara luas, Prof. Connie telah mempercayakan publikasi surat terbuka tersebut kepada rekannya, Saiful Huda EMS, untuk disebarkan melalui jejaring media.
Rilis ini diharapkan menjadi pintu bagi percepatan respons kemanusiaan, sekaligus membuka akses informasi yang lebih luas mengenai kondisi darurat di Sumatra dan Aceh.
