Training for Peace Educators yang diperuntukkan kepada guru, pengajar dan calon pendidik Sabtu (30/03) |
Dunia pendidikan masih memiliki tantangan yang berat dalam menerapkan “tough love” untuk mendisiplinkan murid-muridnya. Kerap tenaga pengajar masih sulit membedakan bagaimana memberi ganjaran pada murid yang berulah dengan cara yang kasar atau disiplin yang tegas. Cara kekerasan selain berpotensi membawa trauma kepada anak didik pula bukan solusi dalam mendisiplinkan anak.
Dikutip dari berita VOA Indonesia tahun 2018, data yang dikeluarkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa adanya trend peningkatan kekerasan terhadap anak dalam bidang pendidkan. Dari total 445 kasus bidang pendidikan sepanjang tahun 2018, 51,20% atau 228 kasus kekerasan fisik bahkan kekerasan seksual yang kerap dilakukan oleh pendidik ke peserta didik.Minggu (31/03).
Salah satu tindakan preventif yang bisa dilakukan untuk memutus rantai kekerasan tersebut adalah melalui edukasi model mengajar dengan menggunakan pendekatan perdamaian, mulai dari pemahaman 12 Nilai Dasar Perdamaian (menerima diri sendiri, tentang berprasangka, perbedaan etnis, perbedaan agama, perbedaan gender, perbedaan status sosial, perbedaan kelompok atau geng, tentang keanekaragaman, tentang konflik, menolak kekerasan, mengakui kesalahan, dan memberi maaf), hingga dengan menggunakan metode Board Game for Peace dalam pendekatan pendidikannya.
Selain dari Tim Kita Bhinneka Tunggal Ika dan Peacegen Makassar, beberapa alumni Indonesia Mengajar pun ikut membantu menjadi narasumber dan fasilitator kegiatan.(Red)
0 Komentar