Minyak Di Majalengka-Banyumas


HARIANMERDEKA.ID|Ini lanjutan cerita saya menemani fieldwork Pertamina dari Majalengka ke Cipari-Banyumas, lalu lanjut ke Karangsambung-Kebumen, Bayat-Klaten, dan Wonosari-Yogyakarta. Cerita ini tentang area Majalengka-Banyumas.

Perjalanan dari Majalengka ke Banyumas adalah perjalanan melintasi perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Secara geologi, ini perjalanan melalui perbatasan Cekungan Bogor, Cekungan Serayu Utara, dan Cekungan Serayu Selatan. Juga, merupakan perjalanan memotong zona sesar besar mendatar yang saya (Satyana & Purwaningsih, 2002, Geologi dan Sumberdaya Jawa Tengah, IAGI) sebut Sesar Pamanukan-Cilacap. Ini adalah sesar besar mendatar menganan (dekstral) berarah baratlaut-tenggara yang terjadi pada sekitar Miosen Tengah (15 juta tahun yang lalu).


Namun kini area dari Majalengka ke Banyumas itu tak nampak sebagai wilayah depresi/ rendah sebagaimana area perbatasan antarcekungan atau sesar mendatar besar, tetapi justru ia merupakan area perbukitan volkanik yang memanjang baratlaut-tenggara. Bisa begitu, sebab area ini sejak 5 juta tahun yang lalu telah terangkat, dari depresi ke kompresi, dari tarikan ke tekanan geologis.

Sedimen volkanik yang disebut Formasi Halang dan Kumbang yang semula diendapkan di perbatasan antarcekungan dan di sepanjang cekungan-cekungan tarikan (pull-apart basin) yang dibentuk oleh Sesar Pamanukan-Cilacap, telah terangkat menjadi perbukitan volkanik memanjang berarah baratlaut-tenggara melintasi perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah dari Majalengka ke Banyumas.

Area ini mengingatkan saya ke suatu waktu lebih dari 30 tahun yang lalu. Saat itu saya seorang mahasiswa geologi yang pada tahun 1987 memetakan area sebaran Formasi Halang dan Kumbang itu di wilayah ini, di baratlautnya di Kecamatan Ciwaru, Kuningan. Pemetaan tersebut adalah syarat sarjana muda. Saya saat memetakannya itu selama sebulan tinggal di Pondok Pesantren "Gunung Jawa" di Desa Karangkancana. K.H. Muhyiddin, pengasuh ponpes tersebut menampung saya di rumahnya di kompleks ponpes, baginya saya ini adalah seorang musafir beragama Kristen -sebuah toleransi tingkat tinggi dari pak Kyai. Pak Kyai memanggil saya dengan "Yayi" - adik. Kala itu setiap habis waktu sholat isya, para santrinya suka mendengarkan cerita-cerita saya tentang apa yang sedang lakukan di daerahnya, cerita tentang geologi, dan lain-lain.

Tahun 2009, dua murid saya dan saya (Armandita, Ma'ruf, Satyana, 2009 - Prosidings IPA) menulis paper evolusi geologi area Majalengka-Banyumas dan implikasinya bagi petroleum system. Kedua murid saya itu kemudian mencapai gelar akademik yang lebih tinggi dari gurunya - master lulusan Bangkok untuk Cipi Armandita dan doktor lulusan Paris untuk M. Mukti Ma'ruf. Saat mencapai gelar masternya di Jepang, Ma'ruf menjadikan kajian arah sedimentasi Formasi Halang di Majalengka dan Kuningan sebagai objek penelitian untuk tesisnya.

Untuk Banyumas sendiri, saya pernah melakukan studi- studi yang sebagian dipublikasi dalam beberapa paper untuk pertemuan ilmiah atau publikasi khusus tentang Jawa Tengah. Satyana & Purwaningsih (2002, seperti di atas); Satyana & Armandita (2004, IPA); Satyana (2005, IAGI); Satyana (2006, AAPG Melbourne); Satyana (2007, IPA); Armandita, Ma'ruf, Satyana (2009, seperti di atas); Satyana (2015, IPA) adalah paper-paper yang membahas Banyumas dan Serayu Selatan, Serayu Utara, Majalengka-Banyumas, dan evolusi geologi Jawa Tengah, juga semua implikasinya atas petroleum system.

Mengingat itu semua, maka area Majalengka-Banyumas secara geologi bukan hal yang asing bagi saya. Jadi pada saat menemani para geosaintis dan engineer Pertamina melakukan fieldwork di area ini pada dua minggu yang lalu, banyak pengalaman maupun studi-studi yang pernah saya lakukan di sini muncul sendiri dari memori tergambar dalam benak.

Area Majalengka-Banyumas kini merupakan perbukitan volkanik memanjang baratlaut-tenggara tersusun oleh Formasi Halang, Kumbang (Miosen Atas, 12-7 juta tahun lalu) dan juga menampung endapan yang lebih muda (Pemali, Pliosen) dan endapan volkanik Kuarter (lebih muda dari 1 juta tahun) terutama dari Gn. Ciremai di baratlaut dan Gn. Slamet di tenggara. Area ini uniknya dan penting adalah ini area yang kaya akan rembesan minyak.


Rembesan-rembesan minyak telah ditemukan di tepi selatan (Majalengka, Kuningan, Ciamis, Banyumas) dan tepi utara (Brebes, Bumiayu, Karangkobar) perbukitan ini. Paper kami (Armandita et al., 2009) telah membahas bagaimana kejadian minyak-minyak ini dan hubungannya dengan evolusi geologi area Majalengka-Banyumas. Analisis geokimia atas rembesan-rembesan minyak di area ini yang saya publikasikan (Satyana, 2015 -IPA) menunjukkan bahwa minyak-minyak ini digenerasikan dari batuan induk kaya zat organik di lingkungan delta berumur Eosen- Miosen Awal (40-25 juta tahun yang lalu).

Maka sebuah cerita tentang evolusi geologi di area Majalengka-Banyumas ini serta bagaimana minyaknya terbentuk dan merembes ke permukaan dapat disusun menggunakan data-data geologi, geofisika, dan geokimia. Cerita itu dijelaskan di paper-paper Armandita et al. (2009 -IPA) dan Satyana (2015 -IPA).

Begitulah para eksplorer dalam mencari minyak mereka harus membuat rekonstruksi peristiwa-peristiwa geologi dan implikasinya atas petroleum. Rekonstruksi didasarkan atas data-data yang bisa dikumpulkan. Data-data itu dicari di lapangan, dianalisis di laboratorium, diinterpretasi, disintesis menjadi sebuah cerita rekonstruksi.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut mirip detektif yang merekonstruksi sebuah tindak kejahatan berdasarkan data atau saksi. Tetapi detektif punya saksi atau pelaku yang bisa ditanyai, kalau perlu dengan paksaan agar mengaku, ini memudahkan mereka melakukan rekonstruksi. Para geolog eksplorer tak punya saksi, tak punya pelaku, hanya data dari batu, rembesan minyak, rekaman seismik yang menggambarkan bawah permukaan, lalu bentang alam di atas permukaan. Dengan data-data itu mereka harus membangun rekonstruksi evolusi geologi dan implikasinya atas petroleum. Akhirnya mereka akan memutuskan di area mana harus dibor untuk mengeluarkan minyak di bawah sana.

Jan Reerink telah mengebor sumur-sumur minyaknya (Tjibodas/Madja) di area Majalengka yang merupakan sumur-sumur minyak pertama di Indonesia (tahun 1871 dan beberapa tahun sesudahnya). Belanda pada tahun 1930-an telah mengebor sumur-sumur Cipari dan Gunung Wetan di Banyumas. Pertamina pada tahun 1990-an telah mengebor sumur Karanggedang dan Karangnangka di Banyumas. Dan terakhir, gabungan oil company asing Lundin-ConocoPhillips-Palladin telah mengebor sumur Jati di Banyumas pada tahun 2006. Namun, kelima sumur eksplorasi di Banyumas yang dibor Belanda, Indonesia (Pertamina), dan gabungan company asing itu belum berhasil menemukan lapangan minyak di Banyumas.

Sementara itu, rembesan-rembesan minyak di area Majalengka-Banyumas ini tergolong kaya. Dua minggu lalu kami mengunjungi rembesan minyak di ujung baratlaut area ini, Gunung Kromong, Majalengka; dan di tenggaranya, rembesan minyak di Cipari, Banyumas.

Area ini, Majalengka-Banyumas, tetap menjadi harapan sekaligus tantangan para eksplorer perminyakan di Indonesia. Eksplorasi adalah hal-hal tentang sains, seni, dan ketahanan mental. Kalau para eksplorer didukung kiprahnya, akan banyak lapangan minyak dan gas ditemukan lagi.

Awang Satyana 

Saya, geolog eksplorer berpengalaman 30 tahun, di area Majalengka - Banyumas ini mengingat kembali hal-hal yang dari mahasiswa telah dilakukan di sini untuk geologi, lalu riset-riset pribadi atasnya bersama beberapa murid, dan dua minggu lalu mengajarkannya kepada para geosaintis dan engineer Pertamina, para generasi penerus.

Tidak ada yang mustahil kalau nanti ada lapangan minyak/gas ditemukan di area Majalengka-Banyumas ini, selama kita terus dan berani mengerjakannya. Sebab rembesan-rembesan minyaknya telah nyata 

Penulis :Awang Satyana 


Loading...
loading...

0 Komentar

Posting Komentar
HarianMerdeka Network mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.Kirim lewat WA Center: 085951756703
DMCA.com Protection Status